Selasa, 27 Desember 2011

Contact Service karna kerusakan software


________________________________________
BB5 contack service
Info tentang contact Retailer BB5 & SP Area Damaged dan RPL Write Phone.


Lihat salah 1 masalah kerusakan dibawah ini:

1. Phone IMEI rusak/ tidak? F.E 123456789012345

2. Phone Sp Area rusak/ tidak? F.E Config key -FFFFFFFFFFFFFF & PROVIDER - unknown

3. Bb Self Test anda dapat melakukan dgn cara:
Security Test
Simlock Test

4. Apa yg hrus kita lakukan jika imei rusak..........
A.Simple dan mudah jika anda tdk memiliki backup, Calculate Bb5 Ask to Rpl dan masukan RPL tsb.
B.Bisa dgn jalan pintas downgrade handphone tsb, cek jika IMEI dan Sp Area memang rusak Update kembali dgn ASK to RPL.

5. Apa yg hrs kta lakukan jika Sp Area Damaged? (F.E Configkey –FFFFFFFFFFFFF & PROVIDER - unknown )
A. Simple dan mudah jika anda punya Backup Of Pm 308(Eeprom In Hex 134) Restore It dgn Write Pm.
masukan batt dan lihat hasilnya.........
B. Jika anda tdk punya Backup harus menggunakan Bb5 Ask to Rpl untuk memperbaikinya.

6.Bagaimana jika kita punya Backup Rpl tapi tidak punya Pm Backup?
A. Backup Rpl untuk Certificate To Repair atau Restore. juga anda dapat Restore IMEI Phone tapi tdk bisa
Restore Sp Area.F.E Configkey –FFFFFFFFFFFFF & PROVIDER - unknown

7. Bagaimana jika kita punya Backup Pm dan tdk punya Rpl?
A. Anda dapat Restore atau Repair Sp Area tapi anda tdk dapat Restore atau Repair Phone IMEI (Certificate)
Hanya dengan Pm jalan satu-satunya Rpl Backup atau CALCULATED RPL.

8.anda dapat Me- Restore Rpl dengan Usb Cable?
A. Tapi tidak dapat Write Rpl (Certificate) Via Usb sebab RPL memerlukan Active Flash Mode.

9. Apa langakah selanjutnya setelah write Rpl tetap Contact Retailer?
A.Phone tersebut harus Rewrite Pm Field [1] dan [309] untuk Writing Fields Pm File anda harus pakai
Box yg ada suport SX4-nya dan jgn coba Restart atau Off Phone sebelum Writing Pm File.
B.Juga dapat Repair phone dengan Downgrade dan Write Rpl dimana SX4 akan mengupdate atau tidak untukWrite Pm.

10. Bagaiman caranya untuk backup PM?
A.Kita bisa Read dr Phone normal Pm 1 - 512.Save ke Pc.Buka memakai Notepad lalu Remove Field - [308] setelah itu Save kembali...lalu upload to phone.
Catatan jika anda lupa me remove 308field dari PM tesebut sebelum write anda akan mendapat Damaged Sp Area Phonesetelah write Pm tersebut.
B.Anda dapat juga menggunakan Pm Field - [1] And Field - [309] juga.

Pengukuran tegangan

Apa yang dimaksud pengukuran Aktif?
Pengukuran dilakukan ketika ponsel sudah diberikan supply tegangan. Tegangan yang masuk ke energy management didistribusikan kepada komponen-komponen aktif yang membutuhkan, komponen aktif sendiri mempunyai kebutuhan terhadap beberapa tegangan supaya komponen aktif tersebut dapat bekerja, Dalam kepentingan inilah pengukuran aktif dibutuhkan, sehingga dapat diukur tegangan kerja yang dibutuhkan oleh komponen aktif tertentu apakah sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak? Jika nilai yang dibutuhkannya sesuai dengan nilai tertentu maka dapat dipastikan permasalahan ada pada komponen aktifnya, tetapi apabila tegangan tersebut tidak sesuai dengan nilai yang diperlukan maka kerusakan dipastikan dari komponen yang memberikan tegangan tadi, yaitu energy management atau LDO regulator.
Apa yang dimaksud dengan komponen Aktif?
Setiap komponen aktif yang terdapat pada sebuah rangkaian bisa bekerja apabila ada energy yang masuk kepadanya, pada dasarnya sumber energy diberikan oleh Battrey. Semua komponen aktif diberikan tegangan oleh sumber energy tersebut, oleh karena kebutuhan energy masing-masing komponen aktif berbeda, dalam hal kebutuhan konsumsi tegangan, arus, dan bahkan tahapan kebutuhan terhadap tegangan tersebut, maka dibutuhkan energy management. Energy management ini adalah sebuah komponen aktif – umumnya disebut IC power – yang disupply energy oleh battery. Selanjutnya energy tersebut didistribusikan kepada komponen aktif lainnya sesuai dengan kebutuhan komponen tersebut.
Selain dari pada energy management di atas, juga ada komponen lain yang fungsinya sama. Tetapi dia berfungsi untuk membantu beban kerja energy management dalam mendistribusikan tegangan. Komponen ini biasa disebut dengan LDO (Low Drop Out) Regulator, SMPS (Switch Mode Power Supply).
Aturan pengukuran tegangan kerja (Energy) dan tegangan Kontrol!!
Pengukuran aktif dapat dilakukan ketika tegangan battery sudah masuk ke energy management dan kemudian didistribusikan kepada komponen aktif lainnya. Proses pendistribusian tersebut mempunyai tahapan-tahapan tertentu, sehingga di saat battery (vbatt) mensupply tegangan pada energy management dan LDO regulator, tegangan outputnya tidak serta merta tersebar ke komponen yang membutuhkan, sekurang-kurang pendistribusian tegangan ini membutuhkan control (perintah/enable) untuk mengatur kapan tegangan itu diberikan dan kapan tegangan tidak diberikan.
Berdasarkan research yang dilakukan tahapan distribui tegangan dalam proses kerja mesin handphone terdapat tiga kondisi atau tahapan, yaitu:

  tahap 1 : Tegangan-tegangan akan keluar pada saat power on ditekan, tanpa menunggu status

handphone hidup atau tidak;

  tahap 2 : Tegangan-tegangan tertentu akan keluar hanya pada saat CPU memberikan perintah

terhadap komponen pendistribusi tegangan untuk mengeluarkan tegangan tersebut;

  tahap 3 : Tegangan-tegangan tertentu akan keluar di saat system RF sedang bekerja

Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:





Sebagai contoh mari kita lihat illustrasi pengukuran ketiga tahapan di atas:
Contoh 1 : cara mengukur tegangan VCORE
Pada gambar di atas, tegangan VCORE ada pada bagian kelompok tegangan tahap 1 (kolom hijau). Tegangan VCORE pada gambar tersebut akan muncul pada saat posisi reset dan seterusnya, artinya bahwa dari mulai aktivitas reset hingga ponsel itu aktif maka tegangan VCORE keluar dengan stabil pada nilai 1.4V. pada kondisi seperti ini kita dapat melakukan pengukurannya. Oleh karena itu secara pasti jika power on belum ditekan, maka tegangan VCORE tidak dapat diukur.
Contoh 2 : Cara mengukur tegangan VCAM (Camera)
Pada gambar di atas, tegangan VCAM ada pada bagian kelompok tegangan tahap 2 (kolom kuning). Tegangan VCAM akan keluar pada saat camera aktif. Sekalipun handphone dalam kondisi aktif/hidup tegangan VCAM tidak keluar, dia keluar ketika ada perintah dari CPU kepada LDO Regulator untuk mengeluarkan tegangan kepada camera. Perintah ini muncul ketika camera diaktifkan.
Khusus dalam pengukuran tahap 2, perlu diketahui tegangan akan dengan segera diputuskan (disable) oleh CPU ketika komponen eksternalnya (camera, MMC) dalam kondisi tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu kita tidak dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan AVO meter terhadap tegangan kerja camera dan MMC, sekalipun LDO bekerja. Hal tersebut disebabkan oleh durasi tegangan yang keluar dari LDO sangat singkat bahkan dihitung dalam sepersekian detik. Pengukuran hanya dapat dilakukan dengan menggunakan oscilloscope
Contoh 3 : Aturan mengukur tegangan pada rangkaian modul RF
Tegangan dalam tahap 3 terdiri dari: VCP1, VCP2, VReg1, VReg2, VR1_RX, VOut_RX. Semua tegangan tersebut hanya akan keluar disaat Sistem RF diaktifkan. System RF dalam sebuah ponsel akan aktif apabila dalam kondisi proses searching operator secara manual, atau dalam kondisi sedang melakukan panggilan. Keadaan tersebut tidak berhubungan dengan ada atau tidak adanya signal dalam ponsel tersebut. Oleh karena itu pengukuran hanya dapat dilakukan ketika system RF sudah aktif.
Aturan mengukur tegangan kontrol
Pengukuran aktif di atas menunjukkan tindakan pengukuran untuk tegangan kerja. Juga dapat dilakukan untuk pengukuran tegangan perintah atau tegangan control. Tegangan ini bukan sebagai tegangan energy bagi sebuah rangkaian ponsel, tetapi tegangan ini digunakan sebagai control (enable/disable) pada suatu rangkaian. Tegangan ini ibarat sebagai perintah on untuk rangkaian yang diberikan perintah. misalnya tegangan perintah PURX, yaitu tegangan yang diberikan oleh RETU untuk RAP. Tegangan ini merupakan tegangan perintah agar RAP melakukan reset. Contoh lain tegangan perintah RSTX pada Nokia BB5. Tegangan ini diberikan oleh RETU untuk TAHVO, agar TAHVO bekerja.

Selftest

Permasalahan signal merupakan persoalan yang paling sulit bagi teknisi ponsel saat ini, apabila pada Nokia BB5 yang penuh dengan resiko mati total. Memang benar... permasalahn signal ini apda umumnya sangat sulit sekali untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat dan biaya yang rendah. Mengapa? Bagaimana tidak, seringkali para teknisi selalu mempersoalkan Osciloscope, seolah2 tanpa alat ini urusan signal tidak dapat terditeksi kerusakannya. Bukan hanya alat ini harganya mahal, akan tetapi dalam penggunaannya sangat sulit sekali apalagi saat ini tidak sedikit justru teknisi Ponsel malah belajar secara otodidak yang tanpa mempunyai dasar eektronika.

Rumitkah rangkaian yang mendukung signal ini?

Tentunya sangat rumit, karena rangkaiannya sangat kompleks ketimbang pada rangkaian lainnya. Hampir dari ujung atas sampai ujung bawah memungkinkan komponennya bermasalah, tentunya kita tidak mungkin untuk mengganti satu persatu. Bukan hanya membuang waktu, akan tetapi begitu banyak komponen yang kita buang2 percuma. Berharap kita mendapatkan untung, eh.. malah jadu buntung hehehe...

Mungkin bagi Anda yang sudah mempunyai pengalaman dibidang service, Andapun pasti tahu bahwa salah satu komponen, seperti: Antenna Switch, PA, IC RF, VCO, Balun Filter, SAW Filter, Loop Filter (2n2), UEM/RETU bahkan UPP/RAP dapat menyebabkan ponsel tidak ada signal. Pertanyaannya.... apakah Anda akan mencoba untuk mengganti satu persatu??? TENTU TIDAK!!!

Alat ukur apa yang mampu menditeksi permasalah signal???

Idealnya, kita perlu mengukur syarat-syarat kerja bagian RF ini. Bahkan yang perlu kita ukur bukan hanya nilai tegangannya saja, akan tetapi dimulai dari: RF Bus Data, RF Bus Clock, RF Bus Enable, Signal I dan Q, Control VCO, dll. Alat ukur yang kita gunakanpun tidak cukup apabila hanya menggunakan AVO-Meter saja, minimalnya kita perlu memiliki & menguasai Osciloscope. Bahkan sebetulnya dengan Osciloscope ini tidak dapat meng-Cover pengukuran pada bagian signal secara keseluruhan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Osciloscopa dapat kita gunakan untuk melihat bentuk Frequency atau signal. Nah... signal GSM ponsel berapa sih Frequensinya?? Jawabannya: 900Mhz. Berapa sih ukuran Bandwith Osciloscope yang paling besar?? Jawabannya: 100Mhz. Lalu apakah bisa Osciloscope mengukur signal Rfnya?? Jawabanya tidak mungkin, jelas yang kita ukur frequency sebesar 900Mhz sedangkan Osciloscope yang mampu mengukur maksimal 100Mhz. Seandainya kita memiliki Osciloscope, ini belum tentu dapat mengukur semua rangkaian RF, Anda hanya dapat mengukur pada Low Frequency saja, yaitu pada bagian signal I/Q, RF Bus dan tegangan Control lainnya. Apabila kita ingin mengukur secara keseluruhan, alat yang perlu Anda miliki adalah: Spectrume Analizer, RF Generator, Osciloscope. Anda perlu menyiapkan nilai infestasi yang sangat tinggi, sedikitnya 50 – 100 juta.

Lalu bagaimana bagi kita-kita yang kantong tipis dan kemampuan yang sangat terbatas, apakah bisa?

Anda jangan dulu pesimis, masih banyak kok jalan untuk menuju Roma hehehe. Toh buktinya banyak kok Master-master teknisi yang sukses tanpa memiliki alat-alat yang canggih. Memang, pada umumnya mereka dapat dengan mudah menentukan kerusakannya karena bekal pengalaman dan jam terbang yang sangat tinggi. Lalu bagimana bagi Anda yang masih pemula? Apa harus coba-coba untuk belajar dari pengalaman? Waduh... menurut saya, ini bisa bahaya. Beda dengan zaman dulu, saat ini harga servisan gak sekenceng dulu, bisa-bisa sebelum Anda menjadi teknisi yang hebat malah bangkrut duluan gkgkkgkgkg....

Syukurnya Ponsel Nokia BB5 sudah cukup canggih, asalkan Ponselnya bisa hidup kita bisa nanya langsung ke Ponselnya.

Ibarat apabila lutut Anda keseleo, dukun urut Anda akan nanya “yang sakit apanya?”, begitu Anda menjawab “lutut saya mbah...”, tanpa fikir lagi si dukun langsung mengurut lutut Anda tanpa harus mengurut dari ujung rambut sampai ke ujung jempol kaki. Bayangkan apabila Anda gak bilang apa yang sakitnya, tentunya si dukun akan kebingung, bukan Cuma banyak membuang waktunya akan tetapi mungkin saja penyakit Anda malah makin parah karena salah urut hahahha...

Nah hebatnya pada Ponsel Nokia BB5, kita bisa nanya ke Ponselnya, kira2 yang sakit apanya. Sudah tentu Anda dapat bertanya gak pake bohoso jowo atau bahasa Inggris tapi hanya komputer yang bisa nanya nyah... . Bagi Anda teknisi sekere apapun, saya rasa Anda pasti sudah memiliki UFS Tornado +HWK atau MX-Key. Alat itulah yang akan kita gunakan buat nanyanyah. Bukan Cuma buat nge-Flash, alat Flasher tersebut sudah memiliki fasilitas Selftest. Entahlah apa sih arti sesungguhnya Selftest ini, menurut saya (yang SD aja gak kelar) Self = sendiri, Test = mencoba. Jadi artinya adalah mencoba sendiri hehehee.. bener gak sih? Tapi saking senengnya dengan adanya fasilitas ini, anak saya yang ketiga saya berikan nama Selfty Nakia hehehe... (Iklan dikit bos...)

Apakah Selftest ini dapat mengetahui komponen mana yang bermasalah?

Saya tegaskan.... TIDAK BISA!!!
Sleftest ini hanya dapat mengetahui area/lokasi mana yang bermasalah, tidak dapat mengetahui komponennya secara spesifik. Lalu bagaimana sih cara kerja si Selftest ini? Sebenernya simpel banget kok, intinya kita Cuma nanya ke CPU Ponselnya aja. Karena hampir keseluruhan rangkaian RF ini akan memberikan laporan kepada CPUnya, maka kita gak perlu nanya lagi ke satu-persatu rangkaiinya, cukup hanya ke CPUnya lalu dia akan menjawab melalui program Sleftest ini.

Ya sudah... gak usah pikir-pikir lagi, apa salahnya kita manfaatkan alat dan fasilitas ini. Seandainya Anda sudah sangat mahir dalam melakukan pengukuran, Selftest ini dapat digunakan untuk melokalisir permasalahannya, sehingga Anda sudah tidak perlu lagi untuk mengukur dari ujung rambut sampai ke jempol kaki. Sudah tentu dengan adanya fasilitas Selftest ini waktu pengerjaan Service Ponsel ini akan lebih efektif dan efesien. .

Bagi Anda yang masih belajar ukur-mengukur, tidak usah pesimis lagi untuk menyelesaikan permasalahan signal ini, walaupun Sleftest tidak dapat menyebutkan komponen mana yang rusak akan tetapi minimalnya dengan adanya Selftest ini Anda tidak perlu lagi untuk mengobok-ngobok keseluruhan mesin Ponsel, Anda dapat melokalisasi area permalahannya, sehingga komponen-komponen yang akan Anda coba ganti gak akan terlalu banyak, Anda cukup fokus kepada area kecil saja sehingga dapat mengurangi resiko yang tinggi.

Susah gak sih pake Selftest ini?

Gampang kok, gak pelu dibongkar ponselnya. Seperti biasa saja disaat Anda melakukan Flashing, cukup menghubungkan Ponsel ke Box lalu jalankan programnya, beres deh. Tapi ada beberapa aturan main dalam menggunakan selftest ini agar hasil jawaban dari selftest ini dapat kita percayai.
1.Pastikan Ponselnya sudah bisa Local Mode dengan sempurna. Local Mode ini menandakan Ponsel sudah aktif (hidup), lah... klo Ponselnya gak aktif gimana kita mau nanya kalau Ponselnya aja kondisi mati!! Hehe..
2.Anda cukup menjalankan semua bagian CDSP saja. Hal ini tujuannya agar Anda bertanya ke Ponselnya yang penting-pentingnya saja, gak bagus juga klo yang gak penting-penting kita tanya juga, entar Ponselnya keburu cape, akibatnya jawaban si Ponselnya malah jadi gak bener.
3.Urutan pembacaan dari satu tabel ke tabel lainnya, harus berurutan dengan waktu yang cukup cepat, dan hasil jawabannya pun harus: “Passed” atau “Unknown Result”. Apabila muncul pesan “Not Support” maka jawaban ini tidak dapat dipercayai, Anda perlu mengulang lagi.
4.Sedikitnya tiga kali pengulangan dan hasil jawabannya harus sama. Apabila selalu berubah-ubah, maka hasil selftest ini tidak dapat kita percayai. Untuk memastikannya Anda dapat mengulaginya lagi dengan cara manual satu-persatu.
Nah.. setelah selftest ini Anda jalankan, tentunya Anda langsung bingung melihat istilah-istilah yang ada pada tabel Selftestnya....

•ST_CDSP_RF_BB_IF_TEST
•ST_CDSP_RF_SUPPLY_TEST
•ST_CDSP_TX_IQ_TEST
•ST_CDSP_TXC_DATA_TEST
•ST_CDSP_PWR_DETEKTOR_BIAS_TEST
•ST_CDSP_RX_PLL_PHASE_LOCK_TEST
•ST_CDSP_TX_PLL-PHASE_LOCK_TEST
•ST_CDSP_WCDMA_TX_POWER_TEST
•ST_CDSP_RX_IQ_LOOP_BACK_TEST
•ST_CDSP_GSM_TX_POWER_TEST
Walaupun Selftest ini sudah memberitahukan bagian mana yang bermasalah, tetap saja Anda akan bingung menentukan area kerusakannya. Karena istilah-istilah diatas tidak ada pada Skema diagramnya. Mudah2an dengan adanya buku ini, dapat membantu untuk memahami istilah-istilahnya sehingga Anda dapat dengan mudah menetukan langkah eksekusi Ponselnya.
Memang terkadang Selftest ini sering kali membingungkan kita, bahkan tidak sedikit kita justru terjebak dengan hasil Sleftest ini, oleh karena itu sengaja saya tulis buku ini agar Anda setidaknya tidak akan terlalu mumet untuk menyelesaikan signal ini.

Senin, 26 Desember 2011

Cara Pakai Multitster


CAra Menggunakan Multitester

Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter

1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt --

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:

200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.

Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)

Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator

Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.

* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)

Langkah pengukuran :

1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.

Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter
200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm
2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm)
20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm)
200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm)
2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm)

Bila tidak tau besaran nilai yang mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K. Lalu lakukan pengukuran.
Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.

Contoh pembacaan hasil :
Pada skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm
Pada skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000)
Pada skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar 38,78 KOhm

Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V.

Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun berhati-hati kalau ada kabel yang terkelupas, bisa tersengat listrik.
Hasil yang akan muncul misal: 216 artinya tegangan PLN tersebut sebesar 216 Volt.

Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tsb.

Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)

1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.

Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian

1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing
2. Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.

Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.

1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di - batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.

Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.

Oleh karen itu gunakan selalu batere yang asli Lithium yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.

Diagnosa Short pada hp praktek pake 3110c

Diagnosa Short pada hp praktek pake 3110c

Metode analisa short
Untuk ponsel bb5 new semisal 3110c dll yg menggunakan IC RF AHNE, menggunakan Processor RAPGSM v1.1 bukan RAP3G.

RAPGSmv1.1 ini termasuk dlm CMOS Processor (MOSFET) yg merupakan rangkaian kombinasi Field Effect Transistor Vdd(Drain) sbg teg. Positifnya dan Vss(source) sbg negatif.

Pada RAPGSM ini membutuhkan 2 jenis tegangan kerja sbb:
Tegangan Microprocessor VCore=1,4V
Tegangan Data Signal Processor VIO=1,8V

Pada RAPGSM ini terdapat 19 kaki yg memperoleh tegangan Positif Vddcore 1,4V(drain) dari TAHVO, dan 19 kaki tegangan negatif VssCore(source) ke Ground.

Serta 11 kaki yg memperoleh tegangan VddIO 1,8V.

Nah dari hampir lima puluh kaki tegangan input (Vdd/Vss) untuk RAP tsb, sering mengalami masalah short pada kaki2nya. Oleh karena itu kemungkinan terbesar disebabkan oleh RAPGSM ini.

Namun bila mau melakukan pengukuran lebih teliti short atau tidaknya pada RAPGSM ini sulit bila dilakukan dengan cara suntik tegangan dan Heat feeling (Meraba yg panas). Atau disebut inject tegangan (Memberi teg. kerja yg sesuai, langsung dari Power Supply, bukan lagi dari IC Regulator RETU& TAHVO tsb, dan melihat reaksi konsumsi arus pd Power Supply).

Mengapa? Dikarenakan dalam modul IC RAPGSM pada input Vdd/Vss terdapat Protection Diode sbg Switching saat shorting. Sehingga pada RAP yg short sendiripun tdk dirasakan panas, namun panas terjadi pada Regulator yg memberikan tegangan(RETU/TAHVO). Sehingga bisa terjadi salah deteksi, panas di RETU bukan berarti RETU yg short.

Adapun cara eliminasi untuk mengetahui komponen mana yg short sbb:
(cara Eliminasi adalah memutus tegangan terhadap salah satu komponen yg dicurigai, lalu membandingkan arusnya kembali pada Power Supply.)

1. Eliminasi TAHVO

Cabut L2302, jika dicabut maka VCORE akan hilang. Cek kembali. Apakah kondisi msh sama? jika ya pertanda tdk ada masalah dgn VCore utk RAP.
Jika panas sdh normal, 100% masalah dari RAPGSM (bagian Microprocessor nya).

Cabut L2301&L2306, jika dicabut input TAHVO dari VBat akan putus, Rangkain Charging tdk bekerja. Cek kembali. Kondisi masih sama? jika ya pertanda tdk ada masalah dgn TAHVO. Jika panas sdh normal, masalah dari TAHVO

2. Eliminasi PA


Cabut Z7520, maka teg. VBAT ke PA akan putus. Cek kembali. Jika konsumsi arus menjadi normal, maka 100% masalah pada PA.

3. Eliminasi IC RF (AHNE)

Cabut L7502, teg. VBAT ke AHNE akan putus, jika konsumsi arus menjadi normal, maka 100% masalah pada AHNE. Jika arus tetap tinggi, masalah bukan pada AHNE, pasang kembali L7502.

4. Eliminasi Bluetooth IC

Cabut L6077, maka teg. VBAT ke BT IC akan putus, jika arus menjadi normal, maka IC BT bermasalah.

5. Eliminasi Camera IC & Regulator

Cabut L3303, jika arus menjadi normal, maka masalah di Camera atau Camera IC(D3300),
Jika arus masih tinggi, cabut L3304, arus menjadi normal, maka 100% masalah di Regulator Camera(N3300)
Camera IC sering pula bermasalah short.


Untuk Bagian DSP dari RAPGSM yg mendapatkan teg. VIO. Cara Eliminasi dengan mengangkat RAPGSM. kemudian melihat kembali reaksi arus pd PS, atau meraba apakah RETU masih panas. Jika sdh normal, maka pertanda RAPGSM bermasalah. Jika RETU msh panas/PS arusnya masih tinggi, pertanda masalah bukan dari RAPGSM.

Sedangkan short pada RAPGSM ada dua kemungkinan bisa dari kaki2 BGAnya yg menimbulkan short, bisa pula dari modul RAPGSM itu sendiri.

Jika kaki2 BGA yg bermasalah, bisa diangkat cetak (Reball)
Namun jika setelah diReball, arus kembali melonjak, RETU Panas. Maka pertanda RAPGSM sdh rusak.


Sedangkan Shorting pada ponsel, ada 3 kategori:

1. Langsung short begitu pasang Batt/PS. (Arus pada PS langsung melonjak)
2. Short setelah menekan Switch on/off. (arus PS naik setelah menekan on/off)
3. Short saat melakukan panggilan/Transmit. (ARus naik tinggi saat melakukan calling)

Kondisi 1, paling mudah menebaknya. Periksa & Eliminasi komponen yg langsung mendapatkan tegangan dari VBatt. Spt PA, RETU, TAHVO, RF IC, BT IC, dsb..

Kondisi 2. Agak sulit pendeteksiannya. Periksa & Eliminasi komponen yg mendapatkan tegangan dari Regulator(RETU,TAHVO,Camera Regulator,LED Regulator, dll)

syarat kerja hidupnya HP..tipe DCT4
Agar CPU dapat Booting (bekerja), dibutuhkan syarat-syarat tertentu, diantaranya:

VBAT, tegangan sebesar 3,7Volt, sebagai tegangan kerja utama ic Power(UEM)yg akan di proses menjadi beberapa tegangan, yaitu:
1.VIO
tengangan ini sebesar 1.8 Volt – 150mA untuk Logic I/Os( tegangan digital)
(Input/Output Logic: MMC Level Shifter, IR, IC Flash & SDRAM, Bluetooth, LCD, ) dan UEM Logic.

2.VANA,
tegangan ini sebesar 2.8 Volt – 80mA untuk fungsi sistem analog (Btemp, VCXO Temp)

3.VCORE,
Tegangan untuk pemrograman yang membutuhkan tegangan sekitar 1.0 – 1.8 Volt - 200mA ke UPP (VCORE DSP & VCORE MCU)

4. PURX Tegangan 1,8 volt ( berupa denyut pulsa untuk getaran tidak constan yang masuk ke UPP --berfungsi mereset cpu menjadi nol agar sistem logic cpu bekerja dari awal, tanpa ini cpu ga nyala)

5. sleepCLK
Signal hasil perkalian harus pada freq. 32,768 kHz dan constan kalo dimanusia spt denyut jantung dan dapat diukur pada tegangan 1,8 volt.----(kdang 0 volt trus ada lagi 1,8 volt)

6. VR3pada dct4...vr2 pada dct4+
VR3, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 20 mA kepada: VDIG, Out Clock VCTXO (Osc 26MHz) ini adalah tegangan pembangkit clock yg akan di teruskan ke CPU

7. RFCLOCK ----- harus di cek dengan freq counter dg nilai sebesar 26 mhz....wajib ada...klo ga ada HP jadi matot.

Short pd HP praktek dgn 3110c
Untuk ponsel bb5 new semisal 3110c dll yg menggunakan IC RF AHNE, menggunakan Processor RAPGSM v1.1 bukan RAP3G.

RAPGSmv1.1 ini termasuk dlm CMOS Processor (MOSFET) yg merupakan rangkaian kombinasi Field Effect Transistor Vdd(Drain) sbg teg. Positifnya dan Vss(source) sbg negatif.

Pada RAPGSM ini membutuhkan 2 jenis tegangan kerja sbb:
Tegangan Microprocessor VCore=1,4V
Tegangan Data Signal Processor VIO=1,8V

Pada RAPGSM ini terdapat 19 kaki yg memperoleh tegangan Positif Vddcore 1,4V(drain) dari TAHVO, dan 19 kaki tegangan negatif VssCore(source) ke Ground.

Serta 11 kaki yg memperoleh tegangan VddIO 1,8V.

Nah dari hampir lima puluh kaki tegangan input (Vdd/Vss) untuk RAP tsb, sering mengalami masalah short pada kaki2nya. Oleh karena itu kemungkinan terbesar disebabkan oleh RAPGSM ini.

Namun bila mau melakukan pengukuran lebih teliti short atau tidaknya pada RAPGSM ini sulit bila dilakukan dengan cara suntik tegangan dan Heat feeling (Meraba yg panas). Atau disebut inject tegangan (Memberi teg. kerja yg sesuai, langsung dari Power Supply, bukan lagi dari IC Regulator RETU& TAHVO tsb, dan melihat reaksi konsumsi arus pd Power Supply).

Mengapa? Dikarenakan dalam modul IC RAPGSM pada input Vdd/Vss terdapat Protection Diode sbg Switching saat shorting. Sehingga pada RAP yg short sendiripun tdk dirasakan panas, namun panas terjadi pada Regulator yg memberikan tegangan(RETU/TAHVO). Sehingga bisa terjadi salah deteksi, panas di RETU bukan berarti RETU yg short.

Adapun cara eliminasi untuk mengetahui komponen mana yg short sbb:
(cara Eliminasi adalah memutus tegangan terhadap salah satu komponen yg dicurigai, lalu membandingkan arusnya kembali pada Power Supply.)

1. Eliminasi TAHVO

Cabut L2302, jika dicabut maka VCORE akan hilang. Cek kembali. Apakah kondisi msh sama? jika ya pertanda tdk ada masalah dgn VCore utk RAP.
Jika panas sdh normal, 100% masalah dari RAPGSM (bagian Microprocessor nya).

Cabut L2301&L2306, jika dicabut input TAHVO dari VBat akan putus, Rangkain Charging tdk bekerja. Cek kembali. Kondisi masih sama? jika ya pertanda tdk ada masalah dgn TAHVO. Jika panas sdh normal, masalah dari TAHVO

2. Eliminasi PA


Cabut Z7520, maka teg. VBAT ke PA akan putus. Cek kembali. Jika konsumsi arus menjadi normal, maka 100% masalah pada PA.

3. Eliminasi IC RF (AHNE)

Cabut L7502, teg. VBAT ke AHNE akan putus, jika konsumsi arus menjadi normal, maka 100% masalah pada AHNE. Jika arus tetap tinggi, masalah bukan pada AHNE, pasang kembali L7502.

4. Eliminasi Bluetooth IC

Cabut L6077, maka teg. VBAT ke BT IC akan putus, jika arus menjadi normal, maka IC BT bermasalah.

5. Eliminasi Camera IC & Regulator

Cabut L3303, jika arus menjadi normal, maka masalah di Camera atau Camera IC(D3300),
Jika arus masih tinggi, cabut L3304, arus menjadi normal, maka 100% masalah di Regulator Camera(N3300)
Camera IC sering pula bermasalah short.


Untuk Bagian DSP dari RAPGSM yg mendapatkan teg. VIO. Cara Eliminasi dengan mengangkat RAPGSM. kemudian melihat kembali reaksi arus pd PS, atau meraba apakah RETU masih panas. Jika sdh normal, maka pertanda RAPGSM bermasalah. Jika RETU msh panas/PS arusnya masih tinggi, pertanda masalah bukan dari RAPGSM.

Sedangkan short pada RAPGSM ada dua kemungkinan bisa dari kaki2 BGAnya yg menimbulkan short, bisa pula dari modul RAPGSM itu sendiri.

Jika kaki2 BGA yg bermasalah, bisa diangkat cetak (Reball)
Namun jika setelah diReball, arus kembali melonjak, RETU Panas. Maka pertanda RAPGSM sdh rusak.


Sedangkan Shorting pada ponsel, ada 3 kategori:

1. Langsung short begitu pasang Batt/PS. (Arus pada PS langsung melonjak)
2. Short setelah menekan Switch on/off. (arus PS naik setelah menekan on/off)
3. Short saat melakukan panggilan/Transmit. (ARus naik tinggi saat melakukan calling)

Kondisi 1, paling mudah menebaknya. Periksa & Eliminasi komponen yg langsung mendapatkan tegangan dari VBatt. Spt PA, RETU, TAHVO, RF IC, BT IC, dsb..

Kondisi 2. Agak sulit pendeteksiannya. Periksa & Eliminasi komponen yg mendapatkan tegangan dari Regulator(RETU,TAHVO,Camera Regulator,LED Regulator, dll)