Selasa, 27 Desember 2011

Selftest

Permasalahan signal merupakan persoalan yang paling sulit bagi teknisi ponsel saat ini, apabila pada Nokia BB5 yang penuh dengan resiko mati total. Memang benar... permasalahn signal ini apda umumnya sangat sulit sekali untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat dan biaya yang rendah. Mengapa? Bagaimana tidak, seringkali para teknisi selalu mempersoalkan Osciloscope, seolah2 tanpa alat ini urusan signal tidak dapat terditeksi kerusakannya. Bukan hanya alat ini harganya mahal, akan tetapi dalam penggunaannya sangat sulit sekali apalagi saat ini tidak sedikit justru teknisi Ponsel malah belajar secara otodidak yang tanpa mempunyai dasar eektronika.

Rumitkah rangkaian yang mendukung signal ini?

Tentunya sangat rumit, karena rangkaiannya sangat kompleks ketimbang pada rangkaian lainnya. Hampir dari ujung atas sampai ujung bawah memungkinkan komponennya bermasalah, tentunya kita tidak mungkin untuk mengganti satu persatu. Bukan hanya membuang waktu, akan tetapi begitu banyak komponen yang kita buang2 percuma. Berharap kita mendapatkan untung, eh.. malah jadu buntung hehehe...

Mungkin bagi Anda yang sudah mempunyai pengalaman dibidang service, Andapun pasti tahu bahwa salah satu komponen, seperti: Antenna Switch, PA, IC RF, VCO, Balun Filter, SAW Filter, Loop Filter (2n2), UEM/RETU bahkan UPP/RAP dapat menyebabkan ponsel tidak ada signal. Pertanyaannya.... apakah Anda akan mencoba untuk mengganti satu persatu??? TENTU TIDAK!!!

Alat ukur apa yang mampu menditeksi permasalah signal???

Idealnya, kita perlu mengukur syarat-syarat kerja bagian RF ini. Bahkan yang perlu kita ukur bukan hanya nilai tegangannya saja, akan tetapi dimulai dari: RF Bus Data, RF Bus Clock, RF Bus Enable, Signal I dan Q, Control VCO, dll. Alat ukur yang kita gunakanpun tidak cukup apabila hanya menggunakan AVO-Meter saja, minimalnya kita perlu memiliki & menguasai Osciloscope. Bahkan sebetulnya dengan Osciloscope ini tidak dapat meng-Cover pengukuran pada bagian signal secara keseluruhan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Osciloscopa dapat kita gunakan untuk melihat bentuk Frequency atau signal. Nah... signal GSM ponsel berapa sih Frequensinya?? Jawabannya: 900Mhz. Berapa sih ukuran Bandwith Osciloscope yang paling besar?? Jawabannya: 100Mhz. Lalu apakah bisa Osciloscope mengukur signal Rfnya?? Jawabanya tidak mungkin, jelas yang kita ukur frequency sebesar 900Mhz sedangkan Osciloscope yang mampu mengukur maksimal 100Mhz. Seandainya kita memiliki Osciloscope, ini belum tentu dapat mengukur semua rangkaian RF, Anda hanya dapat mengukur pada Low Frequency saja, yaitu pada bagian signal I/Q, RF Bus dan tegangan Control lainnya. Apabila kita ingin mengukur secara keseluruhan, alat yang perlu Anda miliki adalah: Spectrume Analizer, RF Generator, Osciloscope. Anda perlu menyiapkan nilai infestasi yang sangat tinggi, sedikitnya 50 – 100 juta.

Lalu bagaimana bagi kita-kita yang kantong tipis dan kemampuan yang sangat terbatas, apakah bisa?

Anda jangan dulu pesimis, masih banyak kok jalan untuk menuju Roma hehehe. Toh buktinya banyak kok Master-master teknisi yang sukses tanpa memiliki alat-alat yang canggih. Memang, pada umumnya mereka dapat dengan mudah menentukan kerusakannya karena bekal pengalaman dan jam terbang yang sangat tinggi. Lalu bagimana bagi Anda yang masih pemula? Apa harus coba-coba untuk belajar dari pengalaman? Waduh... menurut saya, ini bisa bahaya. Beda dengan zaman dulu, saat ini harga servisan gak sekenceng dulu, bisa-bisa sebelum Anda menjadi teknisi yang hebat malah bangkrut duluan gkgkkgkgkg....

Syukurnya Ponsel Nokia BB5 sudah cukup canggih, asalkan Ponselnya bisa hidup kita bisa nanya langsung ke Ponselnya.

Ibarat apabila lutut Anda keseleo, dukun urut Anda akan nanya “yang sakit apanya?”, begitu Anda menjawab “lutut saya mbah...”, tanpa fikir lagi si dukun langsung mengurut lutut Anda tanpa harus mengurut dari ujung rambut sampai ke ujung jempol kaki. Bayangkan apabila Anda gak bilang apa yang sakitnya, tentunya si dukun akan kebingung, bukan Cuma banyak membuang waktunya akan tetapi mungkin saja penyakit Anda malah makin parah karena salah urut hahahha...

Nah hebatnya pada Ponsel Nokia BB5, kita bisa nanya ke Ponselnya, kira2 yang sakit apanya. Sudah tentu Anda dapat bertanya gak pake bohoso jowo atau bahasa Inggris tapi hanya komputer yang bisa nanya nyah... . Bagi Anda teknisi sekere apapun, saya rasa Anda pasti sudah memiliki UFS Tornado +HWK atau MX-Key. Alat itulah yang akan kita gunakan buat nanyanyah. Bukan Cuma buat nge-Flash, alat Flasher tersebut sudah memiliki fasilitas Selftest. Entahlah apa sih arti sesungguhnya Selftest ini, menurut saya (yang SD aja gak kelar) Self = sendiri, Test = mencoba. Jadi artinya adalah mencoba sendiri hehehee.. bener gak sih? Tapi saking senengnya dengan adanya fasilitas ini, anak saya yang ketiga saya berikan nama Selfty Nakia hehehe... (Iklan dikit bos...)

Apakah Selftest ini dapat mengetahui komponen mana yang bermasalah?

Saya tegaskan.... TIDAK BISA!!!
Sleftest ini hanya dapat mengetahui area/lokasi mana yang bermasalah, tidak dapat mengetahui komponennya secara spesifik. Lalu bagaimana sih cara kerja si Selftest ini? Sebenernya simpel banget kok, intinya kita Cuma nanya ke CPU Ponselnya aja. Karena hampir keseluruhan rangkaian RF ini akan memberikan laporan kepada CPUnya, maka kita gak perlu nanya lagi ke satu-persatu rangkaiinya, cukup hanya ke CPUnya lalu dia akan menjawab melalui program Sleftest ini.

Ya sudah... gak usah pikir-pikir lagi, apa salahnya kita manfaatkan alat dan fasilitas ini. Seandainya Anda sudah sangat mahir dalam melakukan pengukuran, Selftest ini dapat digunakan untuk melokalisir permasalahannya, sehingga Anda sudah tidak perlu lagi untuk mengukur dari ujung rambut sampai ke jempol kaki. Sudah tentu dengan adanya fasilitas Selftest ini waktu pengerjaan Service Ponsel ini akan lebih efektif dan efesien. .

Bagi Anda yang masih belajar ukur-mengukur, tidak usah pesimis lagi untuk menyelesaikan permasalahan signal ini, walaupun Sleftest tidak dapat menyebutkan komponen mana yang rusak akan tetapi minimalnya dengan adanya Selftest ini Anda tidak perlu lagi untuk mengobok-ngobok keseluruhan mesin Ponsel, Anda dapat melokalisasi area permalahannya, sehingga komponen-komponen yang akan Anda coba ganti gak akan terlalu banyak, Anda cukup fokus kepada area kecil saja sehingga dapat mengurangi resiko yang tinggi.

Susah gak sih pake Selftest ini?

Gampang kok, gak pelu dibongkar ponselnya. Seperti biasa saja disaat Anda melakukan Flashing, cukup menghubungkan Ponsel ke Box lalu jalankan programnya, beres deh. Tapi ada beberapa aturan main dalam menggunakan selftest ini agar hasil jawaban dari selftest ini dapat kita percayai.
1.Pastikan Ponselnya sudah bisa Local Mode dengan sempurna. Local Mode ini menandakan Ponsel sudah aktif (hidup), lah... klo Ponselnya gak aktif gimana kita mau nanya kalau Ponselnya aja kondisi mati!! Hehe..
2.Anda cukup menjalankan semua bagian CDSP saja. Hal ini tujuannya agar Anda bertanya ke Ponselnya yang penting-pentingnya saja, gak bagus juga klo yang gak penting-penting kita tanya juga, entar Ponselnya keburu cape, akibatnya jawaban si Ponselnya malah jadi gak bener.
3.Urutan pembacaan dari satu tabel ke tabel lainnya, harus berurutan dengan waktu yang cukup cepat, dan hasil jawabannya pun harus: “Passed” atau “Unknown Result”. Apabila muncul pesan “Not Support” maka jawaban ini tidak dapat dipercayai, Anda perlu mengulang lagi.
4.Sedikitnya tiga kali pengulangan dan hasil jawabannya harus sama. Apabila selalu berubah-ubah, maka hasil selftest ini tidak dapat kita percayai. Untuk memastikannya Anda dapat mengulaginya lagi dengan cara manual satu-persatu.
Nah.. setelah selftest ini Anda jalankan, tentunya Anda langsung bingung melihat istilah-istilah yang ada pada tabel Selftestnya....

•ST_CDSP_RF_BB_IF_TEST
•ST_CDSP_RF_SUPPLY_TEST
•ST_CDSP_TX_IQ_TEST
•ST_CDSP_TXC_DATA_TEST
•ST_CDSP_PWR_DETEKTOR_BIAS_TEST
•ST_CDSP_RX_PLL_PHASE_LOCK_TEST
•ST_CDSP_TX_PLL-PHASE_LOCK_TEST
•ST_CDSP_WCDMA_TX_POWER_TEST
•ST_CDSP_RX_IQ_LOOP_BACK_TEST
•ST_CDSP_GSM_TX_POWER_TEST
Walaupun Selftest ini sudah memberitahukan bagian mana yang bermasalah, tetap saja Anda akan bingung menentukan area kerusakannya. Karena istilah-istilah diatas tidak ada pada Skema diagramnya. Mudah2an dengan adanya buku ini, dapat membantu untuk memahami istilah-istilahnya sehingga Anda dapat dengan mudah menetukan langkah eksekusi Ponselnya.
Memang terkadang Selftest ini sering kali membingungkan kita, bahkan tidak sedikit kita justru terjebak dengan hasil Sleftest ini, oleh karena itu sengaja saya tulis buku ini agar Anda setidaknya tidak akan terlalu mumet untuk menyelesaikan signal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar